Mufti Kesultanan Moloku Kie Raha Habib Abubakar Bin Hasan Azzabidi Alattas kembali mengingatkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian agar tidak Cawe-cawe pilgub Maluku Utara. Pejabat negara ini diduga menggunakan fasilitas dan kekuasaannya untuk membackup pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara nomor urut 4 Sherly-Sarbin. Wacana cawe-cawe pilkada oleh pejabat negara pun mengundang tanya dan ragam pendapat.
JScom, JAKARTA – Video berdurasi 6 menit dan 53 detik memuat penyampaian dan peringatan keras Mufti Kesultanan Moloku Kiraha beredar cepat di kanal media sosia. Mendagri Tito Karnavian disebut-sebut terdeteksi memback-up Paslon 04 Pilgub Maluku Utara, Sherly-Sarbin menuju kemenangan Pilkada.
Tokoh Politik dan Pengusaha Maluku Utara, Habib Ahmad Assagaf, menyesalkan sikap Mendagri Tito melakukan “cawe-cawe” Pilkada. “Jika pernyataan dan peringatan keras Mufti Kesultanan ini benar, maka sebagai masyarakat Maluku Utara, saya sangat menyesalkan tindakan seperti ini,” ujar Habib Ahmad kepada www.jurnal.swara.com.
Menurut Habib, Mendagri dan Kapolri adalah instrumen penting dalam mendorong demokrasi damai dan berkeadilan. Tidak seharusnya melibatkan diri sebagai “tim sukses” kontestan pilkada tertentu. Mendagri harus memberi jaminan terselenggaranya proses politik pilkada sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
“Saya sebagai pendukung Paslon Sultan Tidore – Asrul, sudah siap menang dan siap kalah. Kita siap bertarung secara fair-play, sehingga apapun hasilnya wajib diterima sebagai konsekuensi politik, dan sebagai fakta berdemokrasi. Bukan kemenangan paslon yang diperoleh dari ketidak-adilan dan dari back-up pejabat tertentu secara massif,” urai Habib Ahmad Assagaf.
Pejabat negara atau siapapun karena jabatannya tidak boleh mengintervensi pemenangan paslon mana pun. Biarkan rakyat dan pemilih menggunakan hak-nya secara bebas memilih calon pemimpinnya. “Intinya, pemerintah harus netral dan memberi kebebasan bagi rakyat memilih pemimpinnya. Stop cawe-cawe,” tegas Habib Ahmad.
Diketahui, sebelumnya peringatan keras Mufti Kesultanan Moloku Kieraha, Habib Abubakar tersebar lewat video yang berdurasi kurang lebih 6.53 menit di berbagai platform media online maupun WhatsApp grup.
“Warga Maluku Utara, masyarakat Maluku Utara, saya menghimbau ya agar Pilkada dalam keadaan aman dan tentram ya, damai juga. Saya juga meminta kepada Pak Kapolri dan Pak Mendagri, Prof. Dr Tito agar jangan menggunakan fasilitas yang Anda miliki ya. Sebab dari awal peristiwa terbakarnya kapal yang ditumpangi oleh Benny Laos dan keluarga dari jauh jauh hari di Jakarta, Pak Tito sudah mengklaim bahwa itu ada sabotase. Itu satu fitnah besar bagi masyarakat Maluku Utara,” ungkap Habib dalam video tersebut.
“Seandainya dituntut Pak Tito akan kalah, ya akan kalah. Ya, Pak Tito memang orang pintar, pintar sekali ya. Semua orang tau skenario Pilpres Pak Tito yang rancang, itu semua tahu. Pentagon aja yang jauh aja tahu, apalagi kita yang dekat ya. Tapi saya minta untuk Maluku Utara. Pak Tito jangan memaksa. Jangan menekan kepada KPU, Bawaslu untuk memenangkan Mbak Serli”, sebutnya menambahkan.
Dalam video tersebut Habib Abubakar juga mempersoalkan lolosnya Sherly Tjoanda dalam serangkaian tes kesehatan sebagai syarat untuk mengikuti pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara menggantikan posisi mendiang suaminya Benny Laos yang meninggal akibat kecelakaan speed boat di Taliabu.
“Mbak Sherly dalam keadaan sakit. Peraturan yang ada yang saya tahu, seorang pejabat tidak boleh diangkat menjadi pejabat kalau masih memiliki sakit yang cukup serius. Nah ini Pak Tito memaksa. Ya itu semua tahu, Pak Tito boleh ingkar, tapi Allah dan Rasul tahu ya. Saya ini bekerja karena Allah dan Rasul. Jadi saya minta Pak Tito jangan bikin skenario dalam urusan Maluku Utara. Saya tidak jamin kalau sampai ada skenario-skenario yang tidak sehat, Allah dan Rasul akan menurunkan satu azab yang memalukan kepada Pak Tito,” tegas Habib Abubakar. (Red)