Reses Anggota DPRD Propinsi Maluku Utara di Desa Dofa, La Putu, jadi ajang curahan hati (curhat) warga. Rumah Sakit Pratama Dofa jadi wacana di forum reses. Orang Dofa berharap La Putu memastikan kehadiran Gubernur Sherly Tjoanda Laos meninjau langsung proyek miliaran rupiah yang entah kapan berfungsi. Pelestarian hutan Mangrove pun menjadi salah satu topik reses La Putu. Hutan Mangrove sebagai salah satu “harta” lingkungan Dofa wajib hukumnya dilestarikan.
JScom, MANGOLI BARAT – Pembangunan Rumah Sakit Pratama (RSP) Dofa yang selama jadi wacana dugaan Gagal Proyek di Lingkungan Pemda Kepulauan Sula kembali bergema di forum reses Anggota DPRD Propinsi Maluku Utara, La Putu, di Desa dofa, Kecamatan Mangoli Barat, Ahad (11/5).
Warga meminta Anggota Komisi 1 DPRD Maluku Utara menyampaikan kabar fakta pembangunan RS Pratama Dofa. Lebih dari itu, orang Dofa juga berharap Gubernur Malut Sherly Tjoanda Laos meninjau langsung pembangunan RS Pratama yang berharga lebih dari 44 miliar rupiah tersebut.

Kabarnya Pembangunan Gedung RS Pratama yang sudah selesai 100 persen sejak Berita Acara Penyerahan Tahap Pertama, 14 Desember 2023, hingga kini belum berfungsi alias belum melayani pasien. Pembangunan Gedung yang ditinggal kontraktor tanpa ada perhatian di masa pemeliharaan itu kini sisi gedungnya longsor akibat konstruksi yang diduga abal-abal.
Dalam reses ini, warga Dofa juga berharap ada program lingkungan untuk pelestarian Hutan Mangrov di Hool Dofa yang terancam punah. Seorang warga, Sajuk, mengurai aktifitas public di sekitar hutan mangrove.
“Beberapa pekerjaan proyek yang melintas di sekitar hutan mangrove sangat berpengaruh terhadap kerusakan hutan. Jalur air telaga yang tertimbun material mengancam kesuburan mangrove karena air yang harusnya keluar masuk telaga menjadi tersumbat,” demikian Sajuk.
Kepada www.jurnalswara.com, anggota DPRD dari Partai PKS ini berjanji akan menindaklanjuti ke komisi 1, sekaligus sebagai bahan laporan resesnya. “Akan ditindaklanjuti,” kata La Putu singkat. (JS-su)