Kemenangan Paslon Sashabila Widya Lufitalia Mus dan La Ode Yasir adalah fenomena demokrasi baru di tengah gerilya politik Uang di Pilkada Pulau Taliabu. Slogan miris “ada uang ada suara” terpatahkan lantaran Gagasan Besar. Elaborasi visi-misi yang meyakinkan, etika kesopanan politik yang ditabur selama kampanye, pun tak berkhianat hasil. SAYA TALIABU tampil sebagai pemenang Pilkada.
JScom, PULAU TALIABU – Paslon Nomor Urut 1 Pilkada Taliabu, Sashabila Widya Lufitalia Mus dan La Ode Yasir tercatat sebagai Palon Cerdas yang memiliki segudang gagasan. Kemenangan Paslon ini di Pilkada Pulau Taliabu, setidaknya menjadi fenomena baru dan edukasi politik. Uang yang selama ini disebut sebagai penentu kemenangan, tidak bagi pemilih dan masyarakat di Kabupaten Pulau Taliabu.
Amatan www.jurnalswara.com, pendukung pasangan SAYA TALIABU secara tegas menyatakan menolak praktik politik uang. Masyarakat memilih karena gagasan yang tertuang dalam visi misi yang disampaikan oleh Paslon dan Tim selama masa kampanye.
Haji Zainal Mus, Ketua tim pemenangan SAYA TALIABU kepada media mengaku bangga dengan masyarakat Taliabu yang kini cukup cerdas berpolitik. Kekuatan Gagasan SAYA TALIABU adalah bukti bahwa keterpilihan di kontestasi pilkada bukan ditentukan oleh uang.
“Saya bangga dengan semua ini. Masyarakat Taliabu memilih pemimpin karena gagasannya, memilih karena etika politik santun yang dibawa selama kampanye. Dan Kemenangan ini merupakan bukti kekuatan gagasan dan kepercayaan masyarakat. Politik uang tidak diperlukan jika masyarakat percaya pada visi yang ditawarkan kandidat,” jelas pria yang disapa Haji Tenga ini.
Lawan SAYA TALIABU di Pilkada pun tak main-main. Kuat dan Perkasa. Sumber media ini membenarkan aktifitas bagi-bagi uang oleh Paslon Lawan bisa disaksikan dengan mata telanjang. Ada temuan pemberian uang hingga Rp. 300.000 per jiwa pilih untuk memenangkan Paslon berakronim CITRA-UTU.
Bahkan, aksi dan praktik “serangan fajar” yang dilakukan tim sukses CITRA-UTU justeru menuai protes dan kecaman publik Taliabu. Warga menilai politik uang merusak demokrasi dan tidak mencerminkan komitmen untuk membawa perubahan yang dibutuhkanKabupaten Pulau Taliabu.(red)