Maluku UtaraPILKADA 2024POLITIK

Sultan Tidore-Asrul, Figur Pemimpin Untuk Selamatkan Maluku Utara

×

Sultan Tidore-Asrul, Figur Pemimpin Untuk Selamatkan Maluku Utara

Sebarkan artikel ini
HABIB AHMAD ASSAGAF

Provinsi Maluku Utara sudah 25 Tahun ber-otonomi. Keterpurukan pembangunannya di Tengah potensi Sumberdaya Alam yang melimpah adalah soal krusial yang wajib dijawab. Maluku Utara harus diselamatkan. Paslon Nomor Urut 1 Pilgub Maluku Utara Husain Alting Syah – Asrul Rasyid Ichsan (HAS) jadi harapan penyelamatan Moloku Kie Raha melalui Pilkada 2024. Maluku Utara harus lahirkan pemimpin bersih, peduli kemanusiaan, dan pemimpin yang kelak tidak bermasalah hukum.

JScom, JAKARTA –  Kontestan Pilkada Gubernur Malut 2024, Sultan Tidore Husain Alting Syah – Asrul Rasyid Ichsan (HAS) menjadi harapan dan titik balik Maluku Utara menuju Pembangunan Daerah sesuai karakteristik budaya dan Adat Se-Atorang. HAS diyakini menjadi figur kuat menuntun Moloku Kieraha menjadi propinsi yang maju di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal ini disampaikan Tokoh dan Pengusaha Muda Maluku Utara, Habib Ahmad Assagaf menanggapi tingginya sentiment positif publik terhadap Paslon Nomor Urut 1 HAS di Pilkada Malut 2024. Menurut Habib, implemantasi pembangunan dan aktifitas ekonomi Malut selama kurun waktu 25 tahun propinsi ini diresmikan, belumlah signifikan.

Bacaan Sahabat JS  MK-BISA, Paket Komplit Kepemimpinan Baru Maluku Utara

Keterpurukan selama 25 tahun terbentuknya Propinsi Maluku Utara, kata Habib, tidak mengalami kemajuan yang signifikan, berada di peringkat 32 dari 38 propinsi. Padahal Maluku Utara selama ini menyandang gelar propinsi terkaya, sumberdaya alam terbesar tapi belum dinikmati masyarakat. Investasi dan ekplorasi potensi hasil alam cenderung dikuasai segelintir oligarki.

“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi 27 persen tidak berbanding lurus dengan angka kemiskinan, pengangguran, dan angka kesejahteraan. Indeks pembangunan manusia (IPM) juga biasa-biasa saja. Sementara dampak pengelolaan potensi alam berupa kerusakan lingkungan dan ruang hidup lainnya mulai terganggu,” jelas Habib Ahmad.

Kondisi ini menurut Mantan Pengurus NU Halmahera Selatan dan maluku Utara ini, dibutuhkan langkah-langkah penyelamatan melalui perubahan kebijakan dengan pemimpin , Pemimpin yang berani, jujur, dan amanah. Maka, kehadiran Sultan Tidore sebagai Calon Gubernur adalah solusi terbaik untuk keadilan, pemerataan dan kesejahteraan.

Bacaan Sahabat JS  Relawan HAS Ngade Beri "Vitamin" Kepada Sultan Tidore, Habib Ahmad Serahkan Mobil Operasional Kampanye

Lebih jauh, Habib Ahmad memaparkan visi kepemimpinan Maluku Utara haruslah mencipta daerah ini sebagai wilayah yang memiliki daya saing tinggi, yang didukung akses infrastruktur yangg re-presentatif,  terkoneksi antar wilayah kabupaten/kota.

Tak kalah penting, adalah pemimpin yang mendasarkan sikap dan prilaku sesuai budaya dan adat Se-Atorang, sebagai fakta propinsi yang memiliki nilai budaya, yang dipelopori eksistensi 4 (empat) Kesultanan yang kaya nilai budaya dan tuntunan kehidupan.

“Pemimpin juga harus fokus dengan pembangunan berkelanjutan. Maksudnya apa? Agar pembangunan Maluku Utara harus memiliki konsep sutainable, berbasis masa depan. Pengelolaan potensi alam misalnya, harus dikelola berdasar kaidah dan kearifan lokal, hindari ancaman kerusakan lingkungan, fokus pada pelestariannya,” papar adik kandung dan politisi nasional, Almarhum Ikbal Assagaf ini.

Bacaan Sahabat JS  Prof. Denny Akui Sherly Sakit, Kuasa Hukum AMSAH Sebut Paslon 04 Layak Diskualifikasi

Demikian pula soal pentingnya kepemimpinan yang patuh pada perundang-undangan. Sebab selama ini, sosok kepemimpinan Maluku Utara selalu berakhir dengan persoalan hukum, semisal Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. “Pemimpin harus berawal dari kepemimpinan pribadinya, harus menjadi teladan bagi masyarakat yang dipimpinnya,” ujar Habib Ahmad.

Hal senada, juga terungkap dalam materi Kampanye HAS 01 yang disampaikan oleh Cagub Husain Alting Syah di sejumlah titik kampanye. “Kita berharap kebaikan pada orang lain. Tapi kalau diri kita tidak baik, bagaimana orang lain bisa jadi lebih baik. Maka cita-cita pertama adalah menunaikan kebaikan untuk diri kita. Menuaikan kebaikan itu bukan memperkaya diri kita. Yang paling utama sekali di situ. Ini terutama berkaitan dengan moral,” ujar Sultan Tidore. (red)