Di Kampung Tua Waigoiyofa, Sulabesi Timur, dua paslon pilkada Kepulauan Sula “berlumur” kotoran dan najis. Kampanye meriah petahana FAMSAH (Fifian Adeningsih Mus – Saleh Marasabesi) ini diduga Gagal Materi. FAMSAH dianalogikan sebagai (maaf) Air Kencing dan Tahi, sementara Cabub Hendrata tes diibaratkan Kentut. Jurkam pun lantas fatwakan Larangan Pilih Pemimpin Beragama Kristen. Polisi sedang mendalami informasi dan kejadian ini.
JScom, KEPULAUAN SULA – Adalah Basri Makian, salah satu Juru Kampanye Petahana, lantang bicara soal memilih pemimpin. Basri mengibaratkan Pemimpin Wanita, Fifian Adeningsih Mus sebagai Air Kencing dan Tahi adalah najis yang bisa dibersihkan alias istinja dalam Islam. Sementara Hendrata Thes disebutnya Kentut, yang dalam Islam tidak ada metode pembersihan, istinja-nya.
Video kampanye FAMSAH yang memuat materi Basri Makian itu beredar luas di media sosial. Kampanye yang berlangsung di Desa Waigoiyofa, Kecamatan Sulabesi Timur, Kamis (26/9), kini jadi cemoohan publik, bahkan banhyak pihak menyesalkan materi kampanye sesat yang sengaja ditampilkan Calon Bupati dan Calon wakil Bupati Petahana.
“A ibaratkan Ibu Ningsi do Heng. Heng ika ibarat Najis tai do tawai, kemudian Ibu Ningsi juga Ibarat Tai do Tawai, apakah Najis gahu ika bahoa yang paling faata, Tai te tawai sanohi do pia matua? Tawai? Tatoya?,” tanya Jurkam Basri kepada peserta kampanye sebagaimana dirilis moderatorsua.com. (Artinya : Saya ibaratkan Ibu Ningsi dan Heng (Hendrata Thes). Heng itu ibarat najis Tai dan Kencing, Kemudian Ibu Ningsi juga Tai dan Kencing, apakah dua Najis itu mana yang paling berat? Tai atau kencing saudara dan orang tua? Tawai? Betul?)
“Kalau menurut ak gaiya, Tai do tawai dad fata talal-lal moya, bisa uwa do wai dad, ta istinja, tatoya? Najis yang paling faata yang tidak ta sadar ika adalah baku’, kentut itu yang paling berat dan hukumannya di dunia juga nampak tapi tong seng sadar,” ujar Basri selanjutnya. (Artinya : Kalau menurut saya, begini. Tai dan Kencing tidak terlalu berat, bisa cuci dengan air, kita istinja benar?, Najis yang paling berat yang tidak kita sadari itu adalah kentut. Kentut itu yang paling berat dan hukumannya juga nampak tapi kita tidak sadar)
Basri juga menyinggung Kitab Suci Alquran, surat An-Nisa, Al-Imran, Al-Maidah yang melarang pilih orang kafir sebagai pemimpin. Sayangnya Basri tidak menjelaskan detail larangan tersebut, dan bagaimana makna sesungguhnya, hingga asbabunnuzul turunnya ayat.
Lucunya, Basri memberi pilihan kepada peserta kampanye untuk memilih Fifian Adeningsih Mus, karena Fifian diibaratkan Tahi dan Kencing yang bisa dibersihkan berdasar syariat Islam. Sementara Kentut yang dimisalkan kepada Hendrata Thes, sulit dibersihkan.
“Tapi saya melanggar, saya paksa Heng (Hendrata Thes) jadi Bupati, hukuman saya yang tanggung, iya kan?,” ujar Basir yang mengaku 2 pilkada sebelumnya berkampanye untuk Hendrata Thes. Basri memang tercatat jago mengolah kata dan kalimat. Dirinya pernah jadi jurkam hebat, membela Hendrata Thes dari serangan isu SARA saat itu. Kini Basri diduga “sudah sadar” dan gabung di barisan petahana FAMSAH.
Kepala Kepolisian Resort Kepulauan Sula AKBP Kodrat M Hartanto saat dikonfirmasi terkait dugaan Isu SARA dalam kampanye ini mengaku sedang mendalami dan mempelajari informasi ini. “Terima kasih atas informasinya, saat ini polres sedang mendalami dan mempelajari informasi tersebut,” tulis Kapolres membalas pesan chat whatsapp www.jurnalswara.com.
Diketahui, sejak jauh hari, Kapolres dan jajarannya aktif mengkampanyekan Anti Ujaran Kebencian, Tertib Bermedsos, hingga ajakan menjalani Pilkada 2024 dengan lancar dan penuh damai. AKPB Kodrat juga turun langsung ke masyarakat dan mensupport kegiatan positif yang digelar oleh warga desa terkait menjaga silaturrahim hingga kamtibmas yang elok.
Bahkan, Kapolres juga memberi support dan menjalin Kerjasama dengan pekerja pers dan media di Kepulauan Sula sebagai agen memberantas ujaran kebencian dan isu SARA, baik di media sosial dan media berita online. “Mari kita mengawal agenda besar ini, pilkada 2024 harus berjalan lancar dan berkualitas, kita sama-sama menjaga dan menghindari provokasi melalui ujaran kebencian dan isu SARA yang menyesatkan,” demikian ajakan Kapolres AKPB Kodrat M Hartanto kepada media beberapa waktu lalu. (red)
High testosterone and or estrogen, particularly estradiol E2, act as negative feedback to the body s natural testosterone regulation mechanism cialis with priligy