Mufti Besar Moloku Kieraha Alhabib Abubakar Bin Hasan Azzabidi Alattas bikin heboh. Nasihatnya kepada Sultan Ternate Hidayatullah Syah jadi penguat wacana. Sultan Tidore figur tepat yang dimiliki Maluku Utara saat ini. Efek “fatwa dukungan”nya, speed dukungan pun bergetar, mengalir deras. Relawan dan simpatisan tumbuh sendiri secara mandiri. Bukan tanpa alasan, pasngan Sultan Tidore-Asrul adalah sosok peduli kemanusiaan, visioner, rekam jejak kepemimpinan pun gemilang.
JScom, JAKARTA – “Saya mengimbau kepada rakyat Moloku Kiaraha, pemilih di Propinsi Maluku Utara, untuk memenangkan pasangan Sultan Tidore dan Asrul di pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2024. Insya Allah, mereka berdua lebih baik dari tiga pasangan calon yang lain dan pemimpin yang peduli kemanusiaan,” imbau Mufti Besar Moloku Kiaraha Alhabib Abubakar Bin Hasan Azzabidi Alattas.
Alhabib Abubakar mengaku pilihannya kepada Sultan Tidore, Paslon Nomor Urut 1 itu karena pasangan ini adalah sosok pemimpin cerdas, pemimpin pemersatu, pemimpin yang paham kebutuhan dan melayani masyarakat. Hindari pemimpin yang berpotensi melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Pilih pemimpin yang menebarkan perdamaian, kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat.
Pimpinan Pengajian Kitab Al Manhaj As Sawi Syarh Ushul Thariqah Al Saadah Al Ba’alawi juga memberikan nilai plus kepada Sultan Tidore karena selama ini terbukti sebagai pemimpin yang sederhana, bersih dan memiliki komitmen kemanusiaan dan selalu hadir untuk semua kelompok di masyarakat.
“Mengapa pemimpin harus berjiwa kemanusiaan? Karena dari sinilah hati dan rasa seorang pemimpin itu dikembangkan. Banyak rakyat yang butuh perhatian dan bantuan, banyak orang sakit yang perlu sentuhan medis dan pemenuhan hidupnya. Pemimpin bukan sekadar membangun infrastruktur semata, melainkan membangun jiwa jauh lebih penting,” jelas Alhabib Abu Bakar.
Alhabib juga menyinggung sikap politik Sultan Ternate Hidayatullah Syah di Pilgub Maluku Utara 2024. Dalam momen politik seperti ini, untuk menentukan pilihan politiknya, Sultan Ternate harusnya mempertimbangkan setiap orang yang telah berbuat kebaikan untuk negeri Moloku Kieraha secara menyeluruh, bukan orang per orang. Apa yang sudah diperbuat Benny Laos untuk masyarakat Morotai saat jadi Bupati di sana?.
Orang dekat Sultan Tidore Husain Alting Syah, Tokoh dan Pengusaha Muda Maluku Utara Habib Ahmad Assagaf menyambut baik seruan Mufti Besar Moloku Kiaraha Alhabib Abubakar. Sultan Tidore adalah pemimpin tanpa cacat, pemimpin yang gemar merangkul semua pihak. “Saya selama ini memantau pernyataan beberapa calon gubernur, dan hanya Sultan Tidore yang menjadikan kolaborasi sebagai metode kepemimpinan ketika terpilih nanti,” jelas Habib Ahmad.
Artinya, tambah Habib Ahmad, pembangunan dan pemerintahan yang dilaksanakan secara kolaboratif, akan memunculkan persepsi positif dan kebersamaan. Unsur kemanusiaan sangat menentukan di sini. “Sultan Tidore berani memainkan peran kolaboratif karena rekam jejak Sultan yang sederhana dan menginginkan kebersamaan. Sultan tidak menginginkan ego sektoral dalam kepemimpinannya. Itu terbukti saat beliau sebagai Senator di DPD RI, maupun kesehariannya sebagai Jo Sultan,” imbuh Habib Ahmad.
Jejak rekam Sultan Tidore inilah, yang menumbuhkan dukungan politik melalui pembentukan relawan secara mandiri di hampir seluruh Kabupaten Kota. Habib mencontohkan, Relawan HAS yang terbentuk di Kota Ternate, semisal Relawan HAS di kelurahan Ngade, terbentuk karena memiliki harapan besar Sultan Tidore dan Asrul mampu membawa Maluku Utara lebih baik, menerapkan Adat Se-Atorang dalam bingkai Marimoi Ngone Futuru.
“Saya mendengar dan mendapat informasi dari kabupaten kota di Maluku Utara, Relawan telah tumbuh dimana-mana. Ini tentu sebuah pengharapan dan doa, agar Maluku Utara segera keluar dari krisis kepemimpinan, perbaikan mentalitas birokrasi, pembangunan yang berkeadilan,” kata Habib Ahmad.(red)