Banyak pekerjaan proyek pemerintah daerah Kepulauan Sula yang digagalkan Bupati Fifian. Program yang sudah ditetapkan Pemda sebelumnya, dicoret dari daftar resmi. Pembangunan Jembatan di Desa Kawata misalnya, gagal dilaksanakan lantaran dianggap sebagai program pemda periode sebelumnya. Kehadiran Hendrata Thes – Muhammad Nasir Sangaji di desa itu, Rabu lalu, jadi kesempatan bagi sejumlah warga itu untuk mengungkap buruknya Bupati Fifian memaknai pembangunan berkelanjutan.
JScom, KEPUAUAN SULA – Sejumlah warga desa Kawatamenggiring Bakal Calon Bupati Hendarata Thes (HT) ke Lokasi rencana pembangunan Jembatan Desa Kawata. Sambil menuju lokasi, warga tak hentinya mencemooh Bupati Fifian yang sengaja mencoret proyek pembangunan jembatan tersebut. Warga berharap, HT memenangkan pilkada dan melanjutkan pembangunan jembatan yang sudah lama diharapkan.
Diketahui, Rabu (18/9) lawatan Bakal Calon HT-Manis akronim dari Hendrata Thes-Muhammad Natsir Sangadji mendatangi Masyarakat untuk silaturahmi dan bertatap muka dengan masyarakat di empat Desa di Kecamatan Mangoli Utara Timur, yakni Desa Waisum, Waisakai, Pelita Kobo dan terkahir di Desa Kawata.
Setibanya di Kawata, HT mendapat perlakuan tak biasa. Rombongan disilakan menuju ke Lokasi pertemuan, tapi tidak bagi HT. Sejumlah warga yang didominasi mama-mama itu hela (menarik tangan) HT menuju lokasi jembatan yang pembangunannya sengaja dihambat oleh Bupati Fifian. “HT coba gi yana ol, jambatang yang bit gib au ika, ningsih heka lanjut moya (Pak HT lihatlah, jembatan yang sudah direncanakan waktu menjabat Bupati, tidak dilanjutkan oleh Bupati Fifian,” ujar serorang Mama-mama.
Kejadian spontan di lokasi jembatan itu ternyata jadi aksi sumpah serapah warga terhadap Bupati Fifian yang tidak peduli dengan kebutuhan masyarakat Kawata selama ini. “Ningsi itu bupati pendendam, pilkada tahun ini harus kase kalah dia itu. Bupati itu harus tahu kebutuhan masyarakat,” tegas seorang Ibu kepada contributor www.jurnalswara.com di Kawata.
- Info yang diperoleh, pasca pelantikan Bupati Fifian di bulan Juni 2021 lalu, beberapa proyek yang sudah dianggarkan Pemda sebelumnya tapi dibatalkan oleh Bupati Fifian, baik yang berlokasi di Pulau mangoli dan di Pulau Sulabesi. Khusus Pembangunan Jembatan Kawata, Bupati Fifian katanya menolak membangun karena itu program Bupati Hendrata dan pemerintaha daerah sebelumnya.
“Bupati Fifian pernah bilang ke saya, kalau dirinya (Bupati Fifian) membangun jembatan itu, nanti orang-orang bilang itu karya Hendrata Thes. Makanya, lebih baik saya coret saja,” ujar seorang sumber menirukan kalimat Bupati Fifian. Sember ini mengaku bertemu langsung Bupati Fifian di satu kesempatan untuk menanyakan pembatalan proyek pembangunan jembatan.
jadi Namun ada yang menarik ketika rombongan ini menepi di desa Kawata-Kec. Mangoli Utara Timur, oleh puluhan simpatisan yang menjemput di bibir pantai, Hendrata dan Natsir langsung diajak ke lokasi rencana pembangunan jembatan desa Kawata yang letaknya di air kali di dusun I.
“Silahkan rombongan langsung ke tenti, tapi Pak HT-Manis mari kita lihat dulu lokasi rencana pembangunan jembatan Kawata”, teriak masyarakat desa (18/9).
Bagi Mama-mama yang mengawal HT ke Lokasi Jembatan Kawata, Bupati Ningsih dianggap pemimpin yang tidak mau merasakan kegelisahan masyarakatnya. Asal tahu saja, sungai yang membelah desa itu sangat rawan jika musim hujan tiba. Aktifitas publik terganggu, anak sekolah harus bertarung melawan derasnya Sungai saat mau pergi dan pulang sekolah. Jembatan darurat yang dibuat warga tidak menjamin keselamatan.
Karenanya, warga Kawata menitip harap dan akan berjuang memenangkan HTManis. Program yang sudah diteken di tahun terakhir kepemimpinan HT sebagai bupati di periode lalu harus dituntaskan. Pembangunan Jembatan harus jadi re-prioritas HT, sekaligus sebagai Kado Istimewa HTManis kepada warga Kawata. (red)