POLITIKKepulauan SulaMaluku UtaraPILKADA 2024

Dua Alumni STPDN/IPDN Diduga Gunakan Cara PKI, Tekan Kades dan Ajak BAKU-POTONG di Pilkada Kepulauan Sula

×

Dua Alumni STPDN/IPDN Diduga Gunakan Cara PKI, Tekan Kades dan Ajak BAKU-POTONG di Pilkada Kepulauan Sula

Sebarkan artikel ini
PENGGELEDAHAN YANG DILAKUKAN OLEH SEKELOMPOK ORANG TERHADAP KEBERADAAN SUWANDI DAN KAMARUDIN DI ISTANA DAERAH KEPULAUAN SULA BEBERAPA WAKTU LALU PASCA VIRALNYA VIDEO REKAMAN DI MEDSOS

Video berdurasi 40 Menit dan 20 Detik yang viral di medsos diyakini melukai prinsip demokrasi di Bumi Nusantara. Pimpinan rapat selain mengancam pemecatan para kepala desa, juga terdengar ajakan “bakupotong” demi memenangkan Bacalon Incumbent Fifian Adeningsih Mus. Rapat yang digelar ini pun tak main-main, “ini arahan pimpinan”. Benarkah?

JScom, KEPULAUAN SULA – Meski rekaman tak terdengar jelas, tapi ancaman dan perintah kepada Kepala Desa Se-Kepulauan Sula soal kerja ekstra kawal verifikasi Tahap II cukup memilukan. Dua Oknum Alumni STPDN/IPDN diduga buta mata dan gelap hati terhadap rule demokrasi pilkada.

Rekaman diawali dengan suara yang diduga Suwandi H Gani, Kabag Pemerintahan Kepulauan Sula, yang mengaku rapat tersebut digelar atas arahan pimpinan. Pimpinan siapa? Hanya Suwandi yang tahu.

Suwandi kemudian menyerahkan kepada yang disebutnya Inspektur. Suara yang mirip Kamarudin Mahdi itu lantas mengucap terima kasih kepada Kabag Pemerintahan atas waktu yang diberikan kepadanya.

Bacaan Sahabat JS  Publik Desak Gelar GURU BESAR, Anwar Usman Dicopot, Rektorat Unissula Tunggu Putusan PTUN

Para Kepala Desa sepertinya sebagai obyek penderita dalam rapat itu. Tidak ada bantahan atas arahan pimpinan rapat, dan sesekali terdengar Siap, siap bekerja, dan sebagainya.

Sebelum membacakan hasil verifikasi faktual tahap satu calon independen, pimpinan rapat menekankan pentingnya kerja sama dan kawal kemenangan. Kemenangan siapa? Hanya pimpinan rapat dan peserta rapat yang tahu.

Selanjutnya hardikan dan ancaman pun mengalir tanpa ada sanggahan. Beberapa desa yang dukungan Calon Independen-nya tinggi, kadesnya pun jadi sasaran, seperti beberapa desa di Kecamatan Sulabesi Barat, Kabau dan Nahi.

Bahkan dengan nada emosi, di sela-membacakan hasil verfak, pimpinan rapat mengajak Peserta Rapat untuk “Baku Potong”. Pertanyaannya, bakupotong dengan siapa, atau dengan kelompok mana? Hanya pimpinan Rapat yang tahu.

Analisa Jurnalswara, emosi mendidih yang ditunjukan pimpinan rapat (Suwandi dan Kamarudin) adalah bagian dari semangat kerja memenangkan bupati (Incumbent) di pilkada nanti. Maklum, kedua orang ini adalah terkenal dekat dengan Fifian Adeningsih Mus dan pejabat inti alias punggawa hebat di pemerintah Daerah Kepulauan Sula.

Bacaan Sahabat JS  Pareto dan Sirkulasi Elite, Antara Lions dan Foxes

Guna menunaikan syahwat politiknya, mereka nekat duduk dalam forum rapat resmi bersama para kepala desa, menekan aparat hingga ancaman pemecatan. Intinya, ajakan dan perintah kepada para kades untuk gagalkan Verifikasi Faktual Tahap Kedua Calon Independen Ihsan UMATERNATE – Darwis Gorontalo (ISDA).

Yusri Bermawi, salah seorang pendukung setia Paslon Independen ISDA, mengaku mau muntah dengan sikap dua pejabat yang diduga kuat merusak demokrasi dan membinasakan harmonisasi berpolitik.

“Kami bersama teman-teman yang melakukan aksi di Istana Daerah semalam semata-mata sebagai ungkapan dan sikap kecewa terhadap oknum-oknum yang berpolitik jahat, apalagi lagi sampai mengajak orang baku-potong,” ujar Yusri Bermawi saat ditemui di Kantor Bawaslu, Kamis (8/8) hari ini.

Bacaan Sahabat JS  Jokowi Aktor Utama Pembahasan Kilat Revisi Undang-Undang Pilkada di DPR

Yusri meminta pihak Bawaslu, Gakumdu, Kepolisian dan Kejaksaan untuk memproses perkara yang sudah dilaporkan tersebut. “Kami sudah lapor, dan kami akan kawal proses hukumnya,” kata Yusri.

Selain itu, pantauan Jurnalswara di berbagai platform media sosial, banyak nitizen “naik darah” terkait ajakan Baku-Potong sebagaimana yang terdengar dalam rekaman yang diduga suara orang-orang rapat tersebut.

“Ini adalah cara-cara biadab, yang mirip adegan rapat di film G-30S PKI. Sebuah rencana jahat yang diduga dilakukan oleh oknum pejabat daerah. Polisi harus menangkap oknum seperti ini,” papar sumber JurnalSwara.

Sumber juga mengaku malu atas sikap Alumni STPDN/IPDN yang diduga sebagai aktor dalam rekaman itu. “Mereka itu layak dicelupkan ke dalam got,” ujar sumber ini emosi.

Meski begitu, sumber mengajak semua pihak untuk menyerahkan kepada pihak berwajib untuk menyelesaikan persoalan ini sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *