Kepulauan SulaBERITAMaluku Utara

Sah… 12 April 1350 Hari Jadi Kota Sanana, Ketua DPRD Buka Ruang Pendapat Publik

×

Sah… 12 April 1350 Hari Jadi Kota Sanana, Ketua DPRD Buka Ruang Pendapat Publik

Sebarkan artikel ini
KETUA DPRD KEULAUAN SULA, Hi. Ahkam Gazali

DPRD Kabupaten Kepulauan Sula telah mengesahkan Peraturan Daerah tentang HUT Kota Sanana. SANANA, bakal masuk daftar kota tua di Indonesia. Studi Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) memastikan pemukiman, kampung, desa, hingga kota Sanana, atau apapun sebutannya, sudah ada sejak lebih dari 675 tahun yang lalu. Hasil kajian yang diseminarkan itu, merekomendasikan Hari Ulang Tahun Sanana pada 12 April berdasar riset dan mitologi yang bisa dipertanggungjawabkan.

JScom, KEPULAUAN SULA – Masyarakat Kepulauan Sula setidaknya memiliki satu tambahan identitas sejarah. Dari hasil kajian tim Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI), Sanana, salah satu kota Kabupaten Kepulauan kini berusia 675 tahun, tepatnya sejak 12 April 1350.

Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Sula, Haji Ahkam Gazali mengatakan rekomendasi hasil seminar Penentuan Hari Jadi Sanana telah ditindaklanjuti oleh Legislator di Bukit Pohea. “Kami sudah menerima, membahas, dan mengesahkannya sebagai Peraturan Daerah pada September 2024 lalu,” ujar Haji Ahkam kepada www.jurnalswara.com melalui komunikasi telepon.

Saat ini, tambah Haji Ahkam, sebelum sosialisasi perda tersebut, pihak sekretariat DPRD bersama pemerintah daerah, Bagian Hukum, sedang memproses penomoran Perda dimaksud. Tentu ini harus mengikuti mekanisme, diantaranya melalui tahapan verifikasi dan validasi seperlunya. Bahkan, bisa saja mengubah isi jika terdapat masukan, pendapat, atau kajian yang bisa dipertanggungjawabkan.

Bacaan Sahabat JS  Presiden Jokowi Teken PERPRES Publisher Right

“Ya kita maklumi soal perbedaan pendapat Usia Kota Sanana ini. Namanya sebuah keputusan tak jarang berhadapan dengan kontra-opini. Tapi keputusan harus diambil, dan kami juga selalu membuka diri jika ada pendapat berbeda yang layak disandingkan, Silakan Fa hia moya, sepanjang untuk kepentingan bersama” ujar Haji Ahkam.

Diketahui, Hari Jadi Kota Sanana kembali mencuat setelah pada 12 April 2025 lalu didapati ucapan Selamat Ulang tahun Kota Sanana ke 675 Tahun dari Bupati Kepulauan Sula, Ketua DPRD dan sejumlah anggota DPRD Kepulauan Sula.

Informasi yang diperoleh media ini, kajian Hari Jadi Kota Sanana dimulai sejak 3 tahun lalu oleh Masyarakat Sejarah Indonesia. Kemudian diseminarkan, dan menghadirkan Profesor Susanto Zuhdi, Ahli Sejarah, Dosen UI, Mantan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kepbudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia, Profesor Agus Mulyana, Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI Pusat), Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dan Doktor Syaiful Bahri Rurai sebagai pembanding.

Ceritanya, Hari lahir Kota Sanana berawal dari percakapan di Grup Whatsap Keluarga Sula Bersatu (KSB) di sekitar bulan September tahun 2022. Anggota Grup Abdurrahman Duwila (Kaka), pegiat media sosial Maluku Utara dan mantan Anggota DPRD Kepulauan Sula, yang mula-mula menggagas wacana ini. Gagasan Kaka berlanjut hingga acara live zoom dengan mengundang pihak akademisi Universitas Unkhair Ternate dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Bacaan Sahabat JS  PDI-P Halangi Pertemuan Jokowi – Mega Pasca Pilpres

Narasumber Pembanding, Dr. Syaiful Bahri Rurai, mengatakan penentuan Hari Jadi Sula (Kota Sanana) diawali dengan riset akademis kurang lebih 3 (tiga) tahun. Metodologi riset simetris dengan yang digunakan dalam penentuan hari jadi Kota Jakarta dan Kota Ternate. “Sebab konsep dan metodologi riset tidak boleh keluar dari kajian literasi dan akademis, karena harus didukung fakta sejarah,” ujar Bang Ipul, sapaan Dr. Syaiful Bahri Rurai.  

Dalam kajian dan penelitiannya, Profesor Susanto dan Profesor Agus, memulai aktifitas kepustakaannya melalui buku De Bijdragen tot de Kennis der Residentie Ternate. Buku ini ditulis oleh F.S.A. de Clercq, Terbitan E.J. de’Brill, Leiden, tahun 1896.

“Buku ini memuat De Soela Groepen, Soela Einland, (Kepulauan Sula, red)), yang menjelaskan tentang 6 Sangaji yang menjadi 12 ikatan Soa di Kepulauan Sula,” Imbuh Bang Ipul.

De Clercq juga mengutip buku Francois Valentijn (1666-1727), Oud en Nieuw Oost Indien (1724-26), yang juga menulis tentang Sula dan struktur sosial di Pulau Sulabesi, Mangoli dan Pulau Taliabu.

Bacaan Sahabat JS  Kementerian Pariwisata Umumkan Festival Tanjung Waka Masuk 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025

Tahun kelahiran Kota Sanana mengacu pada masa Sula (Kepulauan Sula) yang berada di bawah kekuasaan Ternate pada era Kolano Ngolo Macahaya (1350-1357) yang ditandai dengan pengangkatan Salahakang Sula oleh Kulano Ternate pada tahun 1350. Penentuan Hari Jadi Sanana juga menggunakan rujukan Kitab Muqaddimah (1377), karya agung Ibnu Khaldun.

Sementara Mantan Ketua Bapemperda DPRD Kabupaten Kepulauan Sula, Abdul Kadir Sapsuha mengatakan Rancangan Peratuan daerah itu sudah melewati mekanisme dan ketentuan pembahasan yang patut. Meski begitu, Abang Dade, sapaan Abdul Kadir Sapsuha, senada dengan Ketua DPRD Haji Ahkam Gazali yang memberi ruang untuk pendapat publik.

Sepanjang ada pendapat atau hasil kajian dari pihak atau kelompok masyarakat yang berbeda dengan hasil seminar, “Ya sah-sah saja. Tinggal diajukan dan pasti dibahas demi perbaikan dan kebenaran sejarah. Karena saat pengesahan ranperda, forum sudah sepakat menerima aspirasi atau pendapat publik. Setingkat Undang-Undang saja bisa direvisi, apalagi Peraturan Daerah,” kata Abang Dade.(JS-DS)