Sejumlah guru di Kabupaten Pulau Taliabu tak kuasa berpendam rasa. Berpuluh bulan gajinya terpotong kredit di Bank Maluku Malut. Alih-alih “membantu” Si-Calon Bupati menang pilkada, mereka dikabarkan nekat mengambil kredit. Uang kredit diserahkan ke Calon Bupati disertai sejumlah perjanjian tak tertulis karena saling baku-percaya. Sayang, ekonomi keluarga para oknum guru ini berakhir prihatin, perjanjian diabaikan setelah si-Calon terpilih jadi Bupati di Kepulauan Sula.
JScom, PULAU TALIABU – Sabtu (5/4), orang-orang memadati TPS 02 Desa Woyo, Kecamatan Taliabu Barat. Kebetulan saat itu ramai karena sedang berlangsung penghitungan suara PSU Pulau Taliabu di Gedung pertemuan desa. “Bapak wartawan ya? Saya mau cerita satu barang ke Bapak,” demikian lelaki ini sambil berjabat tangan dengan awak media www.jurnalswara.com.
Sepertinya ada informasi dan cerita penting. Awak media kemudian mengajak pasangan suami isteri ini menjauh dari kerumunan. Hari itu panas terik. Kami memilih berteduh di bawah pohon yang tak jauh dari Gedung Pertemuan Desa Woyo tersebut.
“Begini Pak, masalah kami ini sudah lama. Kami sudah tidak tahan dengan janji-janji. Gaji kami terpotong setiap bulan gara-gara kami kredit di BPD (Bank Maluku Malut, red). Waktu itu kami diminta bantu untuk kredit dan uangnya diserahkan ke Ibu Ningsih yang mau calon Bupati Kepulauan Sula,” ujar Bapak dan Ibu ini membuka cerita.
Kok Bisa? “Bukan kami saja Pak. Masih banyak teman-teman guru yang kredit sama-sama dengan kami. Kalau Bapak tidak percaya, kami undang Bapak ke rumah lihat dokumen kredit kami,” ujar si-Bapak sambil mengatakan jumlah dan nilai kredit masing-masing guru bervariasi dari 50 juta hingga 150 juta rupiah. Dia juga menyebut beberapa nama guru yang bernasib serupa dirinya.
Investigasi awal media ini, terungkap sejumlah guru berani mengambil kredit pada tahun 2020-an itu karena ada penjelasan dari pejabat Bank Maluku Malut Bobong, bahwa kredit mereka tersebut tidak akan dipotong dari gaji mereka. Kadis Pendidikan Pulau Taliabu yang saat itu dijabat oleh Fifian Adeningsih Mus yang akan menanggulangi pembayaran kreditnya.
Setelah pencairan lebih sebulan, para guru kaget, karena gaji bulanan mereka terpotong otomatis dan tercatat sebagai angsuran. Saat ini, sebagian dari mereka mengaku sudah lunas, setelah tiga tahun meng-angsur melalui gaji. Ada pula yang mengaku melunasi dengan uang sendiri lebih awal, biar tidak terbebani bunga bank.
Guru lain yang dihubungi awak media ini ke rumahnya, mengaku sudah beberapa kali bertemu Fifian Adeningsih Mus. “Beliau cuma janji akan secepatnya mengganti uang kredit tersebut. Beliau suruh hubungi Ibu Maya,” ujar ibu ini.
Siapakah Ibu Maya? Menurut pengakuan beberapa pihak, Ibu Maya adalah salah seorang pejabat di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
“Kami sangat menderita Pak. Kami susah kasi sekolah anak, karena setiap bulan gaji yang kami terima tidak sampai satu juta rupiah karena sudah terpotong kredit itu. Tolong Bapak muat beritanya, mudah-mudahan hak kami selama tiga tahun ini bisa kembali,” harap seorang guru, sumber media ini.
Rencananya, Jika Bupati Fifian belum menyelesaiakan permasalahan ini, maka ASN dan Guru-guru “korban kredit” di Pulau Taliabu ini akan melakukan aksi di Sanana, bertepatan dengan HUT Kabupaten Kepulauan Sula 31 Mei 2025 mendatang. “Bupati pasti ada di Sanana saat HUT Kabupaten,” ujar guru ini.
Fenomena kredit di Bobong ini setidaknya juga terungkap dalam RUPS Bank Maluku Malut tahun 2022. Ada 19 ASN di Dinas Pendidikan Kabupaten Taliabu, Maluku Utara namanya dicatut sebagai data pencairan kredit di Kantor Cabang Pembantu (KCP), Bobong, Bank Maluku-Malut senilai Rp 2,6 miliar. Padahal, belasan ASN mengaku tidak pernah berurusan dengan kredit dimaksud.
ASN Dinas Pendidikan Taliabu namanya dipakai untuk kredit Rp 2,6 miliar dari Bank Maluku-Malut, Cabang Bobong. Data ASN itu sebagai pelicin dicairkan dana kredit yang dilakukan Dinas Pendidikan tempat mereka kerja tanpa sedikitpun ada pemberitahuan.
Hingga berita ini tayang, redaksi www.jurnalswara.com masih berusaha mengkonfirmasi pejabat Bank Maluku Malut KCP Bobong dan Direksi Bank Maluku Malut di Ambon.
Sementara Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsih Mus belum merespon terkait konfirmasi kredit guru dan ASN di Pulau Taliabu untuk membantu mantan Kadis Pendidikannya itu dalam pencalonan Bupati di Pilkada Kepulauan Sula tahun 2020. Term of reference dikirimkan ke Bupati Fifian, nomor Hp/whatsapp 0813 xx50 xxx8 pada Sabtu (12/4) pkul 08.41 WIT. Hingga berita tayang, Fifian belum merespon.(JS-fv)