Peran premanisme bukan mereka kelompok tertentu yang meresahkan publik. Sikap preman selalu digunakan oleh bukan ának-anak “leger”. Sekelas koorporasi, semisal perusahaan besar pun tak jarang gunakan kekuatan hutan rimba kepada mereka yang dianggap penghambat tujuan. Haji Robert, pimpinan atau pemilik perusahaan tambang PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) diduga kuat menyewa jasa preman untuk melawan karyawan sendiri yang hendak menuntut hak. Kok Bisa?
JScom, Jakarta – Bermula dari massa aksi Karyawan PT NHM (NHM) yang menuntut pembayaran gaji ke kantor pusat perusahaan yang beralamat di Jl. Pluit Utara Raya. No. 53. Jakarta Utara, Selasa, (25/3).
Ceritanya, massa memulai aksinya di Tugu Proklamasi, Jakarta. Sekira pukul 13.30 WIB, konvoi massa menuju Kantor Pusat NHM, menggunakan dua mobil ( mobil komando dan satu unit kopaja), dan puluhan kendaraan roda dua.
Kurang lebih 100 meter tiba di Kantor Pusat PT NHM, massa karyawan perusahaan ini dihadang sejumlah orang berbada kekar. Tanpa ada koordinasi apapun, tiba-tiba kelompok penghadang yang diduga preman-preman bayaran Haji Robert memberhentikan konvoi.
Ketua SMIT Mesak Habari menjelaskan konvoi mereka tiba-tiba berhadapan sekelompok preman. Para orang suruhan ini merampas properti aksi, memukul beberapa massa aksi, merusak pengeras suara, merampas bendera massa, menyita spanduk. Bahkan, kelompok penghadang ini melempari bat uke arah massa pendemo.
“Salah satu demonstran yang berada di mobil diserang dengan cara premanisme. Kejadian ini hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari Kantor Pusat NHM di Jakarta. Kami memilih mundur,”ujar Mesak Habari kepada media.
Mesak menambahkan, “Kami kaget, kok kawan-kawan yang berada di mobil komando menelepon bahwa mereka diserang sekelompok preman berjumlah lebih dari 30 orang. Setelah kejadian itu, karena supir mobil sudah ketakutan langsung kami bergegas lari,” demikian Mesak dalam siaran persnya..
Mesak menyebut, setelah ditelusuri dengan mencermati beberapa video pendek, sekelompok orang yang diduga preman sewaan itu ternyata tiga serikat pekerja yang berada di NHM. Menurutnya, ia dan teman-teman pekerja yang melakukan aksi mengenali para preman-preman yang melakukan pemukulan itu.
Pria yang akrab disapa Eca ini mengatakan, selain diserang preman dan properti aksi dirampas, juga dihadang personel polisi yang mengamankan aksi. Jumlahnya lima kali lipat dari masa aksi.
Penghadangan berlangsung hampir lebih dari satu jam. Eca bilang, masa aksi dan pihak kepolisian terlibat perdebatan alot sebelum berpindah tempat menuju Kantor Kenebterian Tenaga Kerja RI sekira pukul 16:13 WIB.
“Di Kemenaker kami diterima berdiskusi serta memasukan laporan penjaliman perusahaan dan serikat pekerja terhadap buruh atau pekerja PT NHM,” ungkap Mesak.
Hingga berita ini tayang, www.jurnlswara.com belum mendapat konfirmasi dari pihak perusahaan terkait dugaan Sewa Preman. Manajer Komunikasi PT NHM Rahmani Nitiyudo enggan merespon konfirmasi media. (JS-nhm)