Hadir Di PN Ternate, Puang Aso Bersumpah Tidak Kenal Lasidi Leko, GMNI Desak Hakim Hadirkan Bupati Sula

Bakal Calon Bupati Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, Puang Aso alias Muhammad Khaerul Akbar Baso Cammi, akhirnya memenuhi panggilan Hakim PN Ternate di Sidang Dugaan Korupsi BTT 2021 Kabupaten Kepulauan Sula. Di Depan Hakim, Puang Aso bersumpah tidak mengenal Lasidi Leko, ia hanya mengenal Bupati Kepulauan Sula Fifian Adeningsi Mus. Pegiat Anti Korupsi desak Jaksa dan Hakim hadirkan Bupati Fifian di siding tersebut.

JScom, TERNATE – Puang Aso hadir dalam persidangan kasus dugaan Korupsi Anggaran BTT Kepulauan Sula tahun 2021 di PN Ternate, Kamis (15/8). Puang Aso memberi keterangan dan kesaksiannya lantaran dalam fakta persidangan sebelumnya nama sosok Balon Bupati Pangkep ini disebut-sebut dalam persidangan. Yaitu dalam BAP Jaksa Penuntut Umum maupun keterangan tersangka dan saksi laninnya.

Gurita informasi hingga melibatkan Puang Aso berawal dari perusahaan PT. HAB yang ditunjuk mengadakan Baham Medis untuk penanganan CVovid 19, senilai 5 miliar rupiah. Puang Aso punya hubungan dekat dengan perusahaan, mungkin PT HAB itu miliknya.

Di persidangan melalui virtual/zoom itu, Puang Aso bersumpah tidak mengenal Lasidi Leko, oknum anggota DPRD Kepulauan Sula. “Saya tidak kenal, yang Mulia,” demikian Puang Aso kepada Majelis Hakim.

Pengadaan bahan medis habis pakai (BMHP) senilai 5 miliar rupiah diduga kuat milik Andi Muhammad Khaerul Akbar alias Puang Aso. Sebab di fakta persidangan sebelumnya JPU membeberkan bahwa Mantan Plt Kadis kesehatan Bahrudin Sibela (Almarhum) pernah menanyakan kepada Lasidi Leko bahwa siapa yang mengadakan barang BMHP ini. Kemudian Lasidi Leko menjawab bahwa itu adalah saudara Puang.

“Saya tanya, puang itu siapa. Lasidi Leko mengatakan bahwa Puang itu adalah orang yang mendukung Fifian Ade Ningsi Mus sehingga menjadi Bupati,” ucap JPU saat membaca BAP Bahrudin Sibela.

Sementara, Muhammad Bimbi saat ditanyakan hakim ketua terkait pengadaan BMHP tersebut mengaku dirinya bersama Lasidi Leko yang selalu mengurusnya. “Setiap ada pekerjaan saya selalu koordinasikan dengan saksi karena dia (Lasidi Leko) yang mengetahui penyedia,” tuturnya.

Selain Puang Aso, hadir secara fisik di pengadilan siang tadi adalah salah seorang Staf PT HAB, Andi Maramis. Terkait hubungannya dengan Lasidi Leko, Maramis mengaku tak mengenal politisi Partai PBB Kepulauan Sula itu. Sementara Direktur PT HAB Lautan bangsa Muhammad Yusril tidak hadir di persidangan.

Hakim yang memimpin sidang menanggapi sumpah Puang Aso tidak mengenal Lasidi Leko secara biasa-biasa saja. “Nanti kita buktikan pengakuan saksi di sidang berikutnya,” ujar Hakim.

Aneh dalam persidangan ini, adalah ketiga orang perusahaan PT HAB ini belum pernah dihadirkan Jaksa Penyelidik atau jaksa Penyidik dalam tahap pemeriksaan. Nama mereka hanya muncul di BAP Jaksa dan Jaksa penuntut Umum di pengadilan. Padahal, anggaran pemerintah tersebut mengalir langsung ke rekening perusahaan PT HAB. Sementara dugaan korupsi ini hanya ada satu tersangka, Muhammad Bimbi, PPK Proyek.

Sumpah Puang Aso di persidangan bahwa tidak mengenal Lasidi Leko menjadi bahan lelucon di public Kepulauan Sula. Pasalnya, sesuai data penelusuran www.jurnalswara.com, hubungan Lasidi dan Puang Aso sudah jadi rahasia umum. Puang Aso pernah ke Sanana, Kepulauan Sula, dan selama di Sanana selalu berinteraksi dengan Lasidi. Bahkan, Puang Aso dan Lasidi pernah terlihat di salah satu rumah milik oknum Kepala Dinas. “Dorang pernah baminum sama-sama di rumah milik oknum kadis,” ujar sumber ini.

Pegiat Anti Korupsi GMNI Kepulauan Sula, Front Marhaenis, memberi apresiasi kepada PN Ternate atas kehadiran Puang Aso di pengadilan. “Kami tetap mendesak Jaksan dan Hakim Pengadilan Negeri Ternate untuk menghadirkan Bupati Kepulauan Sula Fifian Adeningsih Mus di persidangan korupsi tersebut. Karena dalam BAP, terungkap dugaan protyek tersebut milik Bupati,” ujar Rifky Leko, ketua GMNI Kepulauan Sula. (red)