JURNALSWARA.COM, JAKARTA – Pertemuan Ahad petang (18/2) antara Presiden Joko Widodo dan Surya Paloh menjadi bahasan menarik. Spekulasi-pun muncul, lantaran “perang” di medan PILPRES baru usai. Tak peduli anggapa plus-minus, Jokowi menyebut dirinya ingin menjadi jembatan untuk semua pihak.
Spekulasi pertama yang muncul adalah dugaan kepanikan Jokowi atas konflik interest pasca pencoblosan pilpres kemarin. Sistem rekapitulasi “abal-abal” milik KPU justeru makin membuat gaduh pilpres di tahap rekapitulasi. KPU berkali-kali minta maaf sambal mengoreksi kesalahan input data.
Bayangan panik Pilpres Putaran Kedua, adalah salah satu spekulasi yang gencar pula didapati di berbagai platform media sosial. Real count KPU melalui sirekap yang terkadang blunder, dan periode input yang tidak tentu bahkan terkesan lambat, tentu menimbulkan asumsi liar bahwa KPU sengaja “bermain” dengan waktu sambal mencari celah memuluskan langkah paslon tertentu, minimal sesuai hasil quick count lembaga survey yang terlebih dahulu “pasang badan” untuk kemenangan Prabowo Gibran.
Meski pertemuan tersebut dihujani asumsi dan spekulasi liar, Presiden Jokowi tetap yakin bahwa sikap mengundang Ketua Umum Partai Nasdem itu bernilai positif bagi bangsa dan negara. “Ini baru awal-awal, nanti kalau sudah final kami sampaikan, tapi itu sebetulnya, saya itu hanya menjadi jembatan, yang paling penting kan partai-partai,” kata Jokowi di RS Pertahanan Negara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (19/2).
Memang Jokowi sebelumnya buka suara terkait pertemuan dengan Surya Paloh kemarin. Meski menyatakan keinginan untuk menjadi jembatan, Jokowi menegaskan keputusan terkait sikap politik merupakan urusan internal setiap partai politik.
Pihak Partai Nasdem mengapresiasi pertemuan Jokowi – Paloh usai pemilu tersebut. “Apresiasi atas keinginan presiden untuk jadi jembatan semua partai, dan itulah yang diharapkan agar presiden bisa mengayomi semua pihak, dan mudah-mudahan yang diinginkan presiden bisa terwujud,” kata Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni saat dikonfirmasi, Senin (19/2/2024).
Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mengaku belum mendapat informasi apakah Nasdem telah berkomunikasi dengan koalisi pengusung calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar terkait pertemuan Ketum Nasdem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo, Minggu (18/2/2024).
Namun ia mengatakan, pertemuan Surya Paloh dan Jokowi adalah hak Nasdem dan tidak mempengaruhi apa pun sikap PKS.
“Saya belum dapat informasinya apakah sudah komunikasi atau belum. Kalaupun belum komunikasi, saya kira tidak masalah. Itu hak Nasdem,” ucapnya kepada Kompas.com lewat pesan singkat, Senin (19/2/2024).
Kholid mengatakan, PKS menghormati langkah setiap partai yang berada di koalisi Anies-Muhaimin. Karena setiap partai, kata dia, memiliki otoritas dan kewenangan sendiri untuk melanjutkan langkah politik mereka.
“Kami menghormati setiap langkah partai politik dalam membangun komunikasi politik. Jadi bagi kami, itu kewenangan otonom dari setiap partai politik,” tandasnya.
PKS hingga ssat ing mengaku fokus mengawal penghitungan suara yang digelar oleh KPU dan jajarannya. Demikian pula TIMNAS AMIN dan seluruh Relawan-nya terus mengapresiasi korektif proses rekapitulasi yang digelar KPU. (BT-Cap)