BUDAYA LOM POA DU HOI Kabupaten Kepulauan Sula kian menulang hingga ke sum-sum masyarakatnya. Tradisi turun temurun ini bukan lagi menjadi milik masyarakat. Tapi setidaknya telah masuk ke system pemerintahan. Ada sejumlah guru dan kepala sekolah TK/PAUD, sibuk kumpul uang untuk membantu Panitia Hari Pendidikan Nasional di Kabupaten Kepulauan Sula. Pihak Panitia membantah permintaan uang dari sekolah dan guru. Sementara di sejumah platform media sosial, bukti slip atau catatan tangan penyetoran uang mulai bermunculan.
JScom, KEPUAUAN SULA – Nomor Whatsapp Redaksi www.jurnalswara.com menerima dua kiriman nota yang nyaris mirip nota “Timbang Kopra” di toko, Ahad (27/4). Nota tersebut berisi nama-nama sekolah TK/PAUD disertai catatan yang sudah menyetor dan belum menyetor. Tulisan tangan yang tegas dan rapi. Diduga tulisan di nota itu milik dua oknum guru.
Komunikasi dan percakapan melalui chatingan whatsapp pun berlanjut dengan Si Sumber Informasi. “Yg (yang) setor di saya 6 sekola (sekolah) suda (sudah) setor ke ibu bendahara Kep cintami sekola yang baru setor. 1.tk negeri sanana utara 100 dan 2. Tk persatuan fogi 100,”demikian penerusan chat dari sumber.

“Dari mangoli selatan yg setor 1. Tk Desa Buya 100 2. Paud Desa Buya 100 sisa dua desa wailab deng desa kaporo tolong kirim uang partisipasi,” tambah penerusan chat lainnya.
“Maaf Sau. Pendidikan Gratis me bo leha basa para. Bo Sua iki masi malom kub per sekolah trus ta Sau. Tk/PAUD para me 155 sekolah blum SD/SMP. TK/PAUD 155×100 / sekolah,” demikian chatingan ke tiga yang diterima redaksi. (Artinya kira kira begini : Maaf Ipar, Pendidikan gratis itu di tempat lain saja. Di Kepulauan Sula ini masih Malom Kub (Istilah lokal untuk kumpul uang) terus. Jumlah TK/PAUD di kepulauan Sula 155 sekolah, belum termasuk jumlah SD dan SMP. TK/PAUD 155 sekolah dikalikan 100 ribu rupiah).
Ketua Panitia Pelaksana Hari Pendidikan Nasional Kabupaten Kepulauan Sula 2025, Hajjah Adrawati, SP, MM langsung merespon konfirmasi awak media. “Nanti ketemu di sekret saja. Intinya kami tidak pernah kumpul doi (uang) di sekolah-sekolah, tapi kalua mereka mau berpartisipasi uang terserah mereka. Intinya saya selaku ketua panitia tidak pernah minta atau patok uang. Kalaupun mungkin ada bukti catatan mungkin sesama mereka, bukan dari panitia,” jelas Hajjah Adrawati melalui pesan whatsapp kepada www.jurnalswara.com.
Seorang ASN Pemda Kepulauan Sula kepada media ini mengaku bersyukur karena pemerintah daerah pada 21 April 2025 lalu tidak menggelar peringatan HUT Kartini. “Baru-baru kalau Hari Kartini diperingati pasti Lom Poa Du Hoi lagi, Abang. Kedepan ini pemda menghadapi Hari Pendidikan dan HUT Kabupaten pada 31 Mei nanti. Semoga tidak ada pengumpulan uang di luar mekanisme seperti Lom Poa Du Hoi ini,” ujar sumber melalui komunikasi telepon.(JS-ph)