Maluku Utara

Habib Ahmad : Pentingnya Optimalisasi Peran 4 Kesultanan Untuk Pembangunan Maluku Utara

×

Habib Ahmad : Pentingnya Optimalisasi Peran 4 Kesultanan Untuk Pembangunan Maluku Utara

Sebarkan artikel ini
Sultan Tidore H.Husain Alting Sjah bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon (tengah) didampingi Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda saat menghadiri syukuran penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Sultan Tidore Zainal Abidin Syah di Kedaton Kesultanan Tidore, Maluku Utara, Kamis (27/11/2025). Kehadiran Gubernur Sherly Laos untuk mendampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon dengan Sultan Tidore Husain Alting Sjah sebagai upaya memperkuat hubungan dengan Kesultanan Tidore ANTARA FOTO/Andri Saputra Antara/IWY

Momen “bakudapa” Gubernur Sherly Tjoanda Laos – Sultan Tidore Husain Alting Sah, akhir November lalu, jadi penguat sinyal kolaboratif berpemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik di Maluku Utara. Tak sekadar formalitas pertemuan di acara Syukuran Gelar Pahlawan Nasional Sultan Zainal Abidin Syah, tapi lebih dari itu, kelembagaan kesultanan adalah bagian penting pembangunan Maluku Utara secara utuh.

JScom, JAKARTA – Di Kota Tideore, Kamis, 27 November 2025, Gubernur Malut Sherly Tjoanda Laos mendamping Menteri Kebudayaan RI hadir di acara Syukuran Gelar Pahlawan Nasional Sultan Zainal Abidin Sah. Dua pejabat ini disambut khidmat oleh tuan rumah Sultan Tidore Husain Alting Syah.

Diketahui, Gubernur Sherly Laos dalam sambutannya mengatakan bahwa selain menghadiri syukuran, ia juga datang untuk bersilaturahmi dengan Sultan Tidore Husain Alting Sjah sebagai senior dalam pemerintahan dan adat.

HABIB AHMAD ASSAGAF, ST, Pengusaha dan Ketum FORKI Maluku Utara

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Maluku Utara, Habib Ahmad Assagaf, ST, selebrasi Sherly bertemu Sultan Tidore, dan mengakui Husain Alting Sah sebagai senior dalam pemerintahan, adalah sesuatu yanag positif, dan bikin sejuk politik pasca pilkada.

Bacaan Sahabat JS  Gaji Insentif Dokter Sula Digelapkan? Butuh Audit Khusus Keuangan Dinas Kesehatan

“Sherly – Husain Alting Syah adalah kontestan dan rival politik di pilkada 2024. Lalu, kemudian mencairnya kebekuan komunikasi tepat momen anugerah pahlawan nasional di Tidore itu, memberi kesan ada kemauan bersama untuk membangun Maluku Utara,” demikian amatan Habib Ahmad.

Sherly yang baru sembilan bulan memimpin, memohon bimbingan dan arahan Sultan Tidore. Sherly bahkan meminta maaf bila ada kekuarangan dalam pemerintahannya, sekaligus butuh ide dan gagasan-gagasan besar Ou (Sultan Tidore untuk membangun Maluku Utara.

Sherly juga mempertegas penolakannya terhadap praktik politik balas dendam. Dinamika Pilkada dianggap wajar, tetapi setelah kontestasi selesai, semua pihak harus kembali bersatu. Bahkan, eksistensi 4 (empat) Kesultanan yang menjadi symbol kekuatan masyarakat adat Moloku Kiaraha, kata Sherly, adalah bagian dari pilar utama pembangunan Maluku Utara.

Bacaan Sahabat JS  Dugaan Korupsi Di Taliabu, Mustakim : Status Tersangka Irwan Mansyur Abuse Of Power

Pernyataan Gubernur Sherly mendapat dukungan penuh Habib Ahmad Assagaf, dimana Budaya adat Moloku Kie Raha (Empat Gunung Maluku) berakar kuat pada empat kesultanan, yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Budaya ini merupakan perpaduan antara nilai-nilai adat-istiadat lokal yang khas dengan ajaran Islam, serta diperkaya oleh sejarah panjang sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dunia. 

“Salah satu karakteristik budaya kita adalah Falsafah Persatuan-nya. Nilai utama yang dijunjung adalah “Marimoi Ngone Futuru”, yang berarti “Bersatu Kita Teguh”. Konsep ini mempromosikan persaudaraan dan harmoni di antara masyarakat yang beragam suku dan agama di Maluku Utara,” jelas pengusaha dan Ketua Forki Maluku Utara ini.

Nah, adat dan syariat terintegrasi, lanjut Habib Ahmad, adalah sistem budaya ini mengintegrasikan hukum adat dengan hukum agama. Penerapan nilai-nilai ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ritual dan struktur pemerintahan kesultanan.

Bacaan Sahabat JS  Realisasi di Bawah 10 Persen, Budiman Warning OPD Pemda Pulau Taliabu

“Selain itu, Terdapat berbagai frasa kearifan lokal seperti adat se atorangistiadat se kebasarang, dan galib se lukudi yang berfungsi sebagai pedoman hidup dan benteng budaya masyarakat dari pengaruh negatif luar,” Tambah Habib.

Dengan begitu, tambahnya lagi, peranKesultanan tetap memegang peran penting sebagai penjaga dan pelestari adat. Tokoh adat di kesultanan Ternate, misalnya, berperan dalam memberikan contoh penerapan nilai-nilai lokal kepada masyarakat.

“Sikap kolaboratif yang ditunjukan Gubernur Sherly ini sedapatnya harus didorong, didukung, untuk menciptakan kebersamaan dalam visi pembangunan Maluku Utara ke depan secara utuh,” kunci Habib Ahmad yang juga adik kandung politisi nasional Almarhum M Iqbal Assagaf yang kala itu sebagai perintis pemekaran Propinsi Moloku Kiaraha.(tyu-JS)

Penulis: Fajar SidikEditor: BABATOPA