Setidaknya Materi Retret Magelang perlu diperluas, biar wawasan Kepala daerah makin kinclong. Durasi Retret pun terlalu singkat, haru diperpanjang, biar Kepala Daerah leluasa mencerna materi hebat bagaimana pemimpin berdemokrasi. Bupati Kepulauan Sula ancam Panwas Kabupaten Pulau Taliabu, adalah sikap malu bin memalukan. Ternyata beginilah cara negara gelontorkan “Dana Sekolah Kilat” khusus Kepala Daerah yang ibarat membuang garam ke Selat Capalulu. Pak Menteri Tito, Semoga Anda baik-baik saja.
JScom, KEPULAUAN SULA – Bupati Kepulauan Sula makin galau, Bupati Kepulauan Sula makin kalut, Bupati Kepulauan Sula nyaris hilang kesabaran, Bupati Kepulauan Sula makin tak terkendali. “Istigfar Bu, ini dunia nyata, bukan dunia tipu tipu”.
Demikian sekilas fakta dan dugaan galaunya sosok Seorang Bupati di daeerah lain yang bernafsu memenangkan Adiknya, Citra Puspasari Mus, di Pilkada Kabupaten Pulau Taliabu. Dugaan intervensi Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsih Mus, dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Taliabu semakin mencuat. Ia diduga mengerahkan warga Sula ke Desa PSU untuk kepentingan politik serta memberikan perlindungan bagi adiknya.
Informasi yang diperoleh media ini, fakta dukungan yang gelap bagi adiknya, Citra Puspasari Mus di PSU yang seminggu lagi di gelar, Bupati Kepulauan Sula diduga melakukan intimidasi terhadap anggota Panwascam Taliabu Selatan di Desa Bapenu. Suriadin. Anggota Panwas ini dicegat dan diancam saat melakukan tugas pengawasan jelang PSU di Desa Bapenu.
“Setelah buka puasa bersama, mereka bagi-bagi uang. Saya ambil foto, tiba-tiba HP saya dirampas dan semua gambar dihapus. Lalu Ibu Bupati (Fifian Mus) bilang, ‘Ngana ini panwas, to? Ngoni tau e, dari ngana pe ketua sampai ngoni pe bawahan itu saya yang angkat. Jadi, ngoni jangan macam-macam,’” ujar Suriadin menirukan perkataan Fifian.
Pimpinan Suriadin, yaitu Ketua Panwascam Taliabu Selatan, Armin Djainahu, membenarkan adanya dugaan intimidasi tersebut.
Ketua Bawaslu Provinsi Maluku Utara, Masita Nawawi Gani, kepada media Kamis (27/03), menyatakan telah memerintahkan Ketua Bawaslu Pulau Taliabu untuk segera menghubungi Suriadin dan Ketua Panwascam Taliabu Selatan guna memastikan kebenaran dugaan intimidasi tersebut.
Mengapa Bupati Sula Fifian “bernafsu” memenangkan Adiknya di PSU Pulau Taliabu? Hanya Bupati Fifian yang bias menjelaskan rasa hatinya. Mengapa Bupati Fifian mengerahkan Pimpinan OPD Kepulauan Sula pesiar ke lokasi PSU di Pulau Taliabu? Hanya Bupati Fifian yang bias cerita gundah hatinya.
Salahkah Fifian korbankan jabatan, waktu dan etika demokrasi demi Adik di pentas Pilkada Taliabu, TIDAK. Bagaimana pun keluarga tak boleh berjalan sendiri-sendir. Lalu Salahkah Bupati Kepulauan Sula Intervensi Pilkada di Kabupaten Taliabu? Nah, jawabannya pedis-pedis manis mercon.
Bupati Kepulauan Sula sekiranya menempatkan wibawa pejabat negara sebagai penyayom dan guru politik di daerah otonomi yang dipimpinnya. Apalagi Bupati Fifian adalah salah satu dari 900-an Kepala dan Wakil Kepala Daerah Alumni Pertama Retret Magelang.
Dimana wajah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ketika melihat “murid magelang”satu ini yang seolah terperangkap kepentingan pilkada di daerah otonomi lain. Sebab, media ini mendapat informasi keberadaan Bupati Fifian Adeningsih Mus di Pulau Taliabu beberapa hari terakhir. Kasihan, Bupati Fifian.(JS-Fv)