Budaya leluhur Moloku Kieraha Adat Se-Atorang jadi penentu suksesnya visi Paslon Gubernur Malut Sultan Tidore Husain Alting Syah – Asrul Rasyid Ichsan. Slogan ini menggema selama kampanye, hingga di Debat Kandidat yang digelar KPUD Malut. Di Debat Terakhir, Sultan Tidore kembali mengingatkan pentingnya Budaya Adat Seatorang sebagai rujukan menyelamatkan Maluku Utara, Memperkokoh NKRI, menjemput Indonesia Emas 2024.
JScom, JAKARTA – Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sultan Tidore Husain Alting Syah – Asrul Rasyid Ichsan ( HAS) konsisten menyelamatkan Maluku Utara dari krisis kepemimpinan daerah. Persoalan mantan Gubernur Maluku Utara terjerat hukum di momen akhir masa jabatan tidak perlu terjadi lagi. Kehidupan berbudaya Adat Se-Atorang harus jadi tuntunan dan pedoman pemimpin dan rakyatnya.
Demikian Sultan Tidore Husain Alting Syah usai Debat Terakhir Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Maluku Utara yang diselenggarakan oleh KPUD disiarkan langsung dari Studio KompasTV Jakarta, kemarin, Kamis (21/11).
“Prinsipnya, HAS konsisten menyelamatkan Maluku Utara dari krisis kepemimpinan daerah. Hal ini kami sampaikan di semua titik kampanye Paslon No. Urut 3. Karena dengan menerapkan budaya Adat Seatorang,maka sesungguhnya kita telah memberi apresiasi kepada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas Sultan kepada www.jurnalswara.com.
Indikator dugaan korupsi di Maluku Utara, kata Sultan, mestinya menjadi catatan dan ikhtiar bersama. Betapa selama ini, periode kepemimpinan Maluku Utara selalu berakhir dengan masalah hukum korupsi. “Kondisi ini sesungguhnya karena kita telah sengaja mengabaikan buadaya leluhur dalam berpemerintahan dan bermasyarakat,” ujar Sultan.
Apa yang kurang dari Maluku Utara? Tanya Sultan. Leluhur dan para Sultan terdahulu di Moloku Kieraha telah meninggalkan warisan yang sangat arif dan bijaksana. Warisan itu tergambar jelas dari masa-masa keemasan pemerintahan oleh para Sultan. Budaya Adat Se-Atorang telah menjadikan kolaborasi secara universal, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, juga dalam berpemerintahan.
“Dengan tidak mendahului ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala, jika HAS terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, kami segera membenahi sistem pemerintahan ini ke arah yang lebih baik, berdasar budaya Adat Se-Atorang,” tegas Husain Syah.
Terkait materi debat, Sultan mengatakannya sebagai hal-hal yang normatif. Visi Misi memang sangat diperlukan. Tapi satu hal yang merupakan keharusan dimiliki oleh calon pemimpin adalah sikap dan jejak rekamnya. Hati dan keinginan tulus untuk membangun Maluku Utara lebih baik.
“Kita tidak perlu berretorika yang berlebihan. Semua orang sudah tau rekam jejak ke-empat pasangan calon. Olehnya itu, kami yakin, jejak rekam kami bersih dari segala bentuk sikap dan kebijakan kami selama kami mengabdi untuk Maluku Utara,” imbuh Sultan.
Karena itu, untuk menyelamatkan Maluku Utara, Sultan Tidore dan Asrul Rasyid Ichsan mengajak Rakyat Maluku Utara untuk memilih Paslon No. Urut 1 pada tanggal 27 November 2024 mendatang.(red)
Menurut mantan Anggota DPD RI ini, kepemimpinan harus dimulai dari diri pemimpin itu sendiri. Amatan jurnalswara.com di beberapa gelaran kampanye, Sultan Tidore dan Asrul serius menyentuh pendukungnya sambil mempertegas komitmen menjalankan pemerintahan bersih tanpa Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN).
“Maluku Utara untuk semua. Budaya Adat Se-Atorang Inysa Allah memayungi dan menjadi pedoman bagi pemimpin dan segenap rakyat, tanpa terkecuali. Dari sinilah kita selamatkan Maluku Utara dari perbuatan yang dilarang negara, terlebih sikap koruptif yang bertentangan dengan Budaya Moloku Kieraha,” demikian Sultan Tidore di momen Kampanye di Kepulauan Sula baru-baru ini.
Imej Kepemimpinan Maluku Utara yang kerap tersandung kasus korupsi harus dihentikan. “Kita selamatkan Kepemimpinan Maluku Utara. Dengan memilih dan memenangkan HAS di Pilkada, maka saya pastikan bahwa kita akan menuju pemerintahan yang bebas KKN. Saya berani bersumpah,” tambah Sultan.
Sementara Calon Wakil Gubernur, Asrul Rasyid Ishsan menjelaskan tekad digitalisasi urusan pemerintahan adalah langkah tepat menuju pemerintahan yang bersih, bebas intervensi dari kelompok kepentingan mana pun. “Sistem pemerintahan yang terintegrasi dan upaya mendigitalisasi setiap urusan birokrasi adalah tindakan tepat memperkokoh sistem kerja secara transparan,” ujar politisi Partai PDI Perjuangan ini.
Menurut Asrul, digitalisasi sistem pemerintahan akan berpengaruh besar terhadap reformasi birokrasi. Selain itu, warga Malut juga bisa ikut mengawal jalannya pemerintahan. Langkah ini diyakini bisa meminimalisasi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang telah lama merongrong tubuh pemerintahan di Malut.Sultan Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid Ichsan.
“Itulah mengapa HAS Maluku Utara dengan tagline Turun Tangan Selamatkan Maluku Utara, kami ingin melakukan reformasi birokrasi yang besar. Di tubuh-tubuh birokrasi itulah terdapat korupsi-korupsi yang merugikan masyarakat. Seluruh tindakan korup itu dimulai dari tangan-tangan yang menduduki jabatan-jabatan di tingkat provinsi,” tukas Asrul.
Diketahui, pernyataan Sultan Tidore saat usai pendaftaran Paslon di KPUD Malut cukup sakral. “Ketika saya dan Asrul terpilih, saya meminta dengan hormat seluruh keluarga saya jangan ikut campur urusan pemerintahan,” Tegas Sultan. (red)