Duet Alumni STPDN Bikin Blunder Pilkada Kepulauan Sula?

Publik Kepulauan Sula Heboh. Sebuah video rekaman suara berdurasi 40 menit dan 20 detik diposting di platform medsos Facebook. Pemilik akun, Yuli Liambana, mungkin sengaja memposting video yang berkait erat dengan “ritual” pilkada yang mulai menghangat hingga panas. Dua Alumni STPDN digadang-gadang sebagai aktor dalam video ini. Keduanya bukan sembarang Alumni. Mereka menyandang jabatan dan pangkat hebat di kabinet Bupati Kepulauan Sula Fifian Adeningsih Mus. Masing-masing Kabag Pemerintahan Suwandi A Gani dan Inspektur Kamaruddin Mahdi. Materi video yang seakan menyusun siasat gagalkan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati dari jalur Independen Ihsan UMATERNATE – Darwis Gorontalo (ISDA) ini pun segera memanas. Pendukung ISDA tidak terima, mereka lakukan aksi sweeping terhadap Duet STPDN ini sekaligus meminta pertanggungjawaban.

JScom, KEPULAUAN SULA – Video/rekaman yang di-posting oleh pemilik akun Facebook Yuli Liambana, Rabu (7/8), langsung viral, dan dibagikan nitizen ke berbagai platform media sosial. Meski hanya rekaman suara, tapi bisa diduga arah pembicaraan dalam sebuah rapat penting. Suara sayup sayup… Ada kresek-kresek… Hampir mirip rapat di film G-30S PKI tempo dulu.

Redaksi JurnalSwara mendapat rekaman ini dari seorang kawan melalui chat Whatsapp. Rupanya rekaman sebuah pertemuan, yang belakangan diduga antara Kabag Pemerintahan Kepulauan Sula dan Inspektur, bersama sejumlah Kepala Desa.

Rapat adalah hal biasa dalam pemerintahan atau organisasi. Tapi ini agak beda. Forum rapat membahas dan saling memberi instruksi soal kegiatan Verifikasi Faktual Bakal Calon Bupati Perseorangan di Kabupaten Kepulauan Sula.

Bukankah aktifitas Verfak adalah wewenang KPUD, Bawaslu dan jajarannya? Mengapa Dua Alumni STPDN ini “gila urusan” hingga merampas wewenang penyelenggara Pilkada?

Sudah begitu, diduga kuat kedua pejabat ini menggiring kepala desa untuk gagalkan Bacalon Ihsan UMATERNATE dan Darwis Gorontalo sebagai kontestan Pilkada Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara.

Yusri Bermawi, salah seorang pendukung ISDA, menduga Bakal Calon Incumbent akan menghalalkan segala cara untuk menang di Pilkada 2024. Termasuk Sumberdaya ASN bakal digiring memenangkan FAMSAH, terutama para oknum pejabat.

“Kami sudah pantau aktifitas mereka sejak lama, cuman bukti yang ada setelah dikaji tidak kuat. Nah, rekaman rapat yang viral ini tentu jadi pintu masuk kami untuk membongkar praktek busuk demokrasi di Sula,” papar Yusri via telpon.

Menurut Yusri, video rekaman yang diduga melibatkan pejabat dan Para Kades itu harus diproses hukum sesuai ketentuan perundang-undangan. “Bawaslu, kepolisian dan kejaksaan kiranya memproses kasus ini hingga terang benderang,” ujar Yusri.

Sumber JurnalSWARA lainnya mengungkap ihwal barisan Oknum pejabat dan ASN ini diduga sengaja dikerahkan oleh Bupati Kepulauan Sula Fifian Adeningsih Mus. Penyebabnya sederhana, karena paket Petahana ini memiliki elektabilitas buruk jelang pilkada.

Lembaga Survey Indikator, pada Mei 2024 merilis tingkat keterpilihan Fifian Adeningsih Mus jauh di bawah bakal calon Bupati Hendrata Thes. Maka tak heran Fifian dan timnya memang berjibaku meningkatkan elektabilitas, apapun caranya. Maklum, Incumbent.

Hal ini bisa disimak dalam rekaman yang beredar, bahwa ada kalimat “ini arahan pimpinan”. Pimpinan yang mana? Bupati Fifian Adeningsih Mus-kah sang pemimpin itu?

Lalu mengapa suara-suara dalam rekaman ini seolah-olah bernafsu gagalkan hak demokrasi seseorang atau sekelompok orang? Segoblok itukah oknum Alumnus STPDN memaknai Demokrasi Bangsa ini? Wallahu’Alam. (Red)