Maaf, Pembangunan Rumah Sakit Pratama (RSP) Dofa makin jauh dari harapan. RSP yang harusnya jadi sarana pelayanan kesehatan publik malah pembangunannya makin amburadul. Alih-alih bangun jalan masuk menuju RSP, eh malah janji yang tergilas waktu. Ada pekerja yang timbun sulam tanah di areal longsoran bangunan Gedung Rumah Sakit. Ada pula pekerjaan proyek air bersih tanpa informasi resmi. Kok Bisa?
JScom, MANGOLI BARAT – Jumat pagi (5/12), redaksi www.jurnalswara.com mendapati keluhan dan kecurigaan sejumlah warga Desa Dofa, Kecamatan Mangoli Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Mereka curiga Pemda Kepulauan Sula tak punya niat tulus membangun Gedung RS Pratama Dofa, juga tak berniat Ikhlas bangun ruas jalan masuk ke RS Pratama.
Keluhan disampaikan via telepon kepada awak media. Dan menariknya, ada pula melalui video yang diunggah ke berbagai platform media sosial. Dalam video tersebut, seorang warga menyebut janji seorang kontraktor bernama Adam Umaternate yang mengatakan proyek pekerjaan ruas jalan menuju Rumah Sakit Pratama Dofa akan selesai pada akhir bulan Desember.
“Pak Adam Umaternate menyatakan bahwa proyek pekerjaan jalan menuju rumah sakit Pratama Dofa akan selesai pada akhir Desember 2025, nyatanya sampai hari ini tidak terealisasi. Ini fakta di lapangan,” ucap salah satu warga Desa Dofa melalui video tersebut.
Keterlambatan dan dugaan kejanggalan pekerjaan infrastruktur tersebut, membuat warga desak pihak penegak hukum untuk turun tangan. “Kami masyarakat Dofa memohon kepada Kajari Kepulauan Sula agar mengusut juga terkait Rumah Sakit Pratama Dofa dan jalan menuju rumah sakit tersebut,” harap warga dalam pernyataan mereka di video.
Selain proyek pekerjaan jalan masuk, warga Dofa juga menemukan aktifitas aneh di salah satu sisi bangunan Gedung RS Pratama. Ada orang yang menimbun tanah di bagian Gedung yang longsor. Tidak ada informasi resmi atau papan proyek mengenai aktifitas aneh tersebut.
“Dalam beberapa hari ini ada pekerjaan siluman di Rumah Sakit Pratama Dofa. Ada beberapa orang kerja timbun di dalam ruangan yang longsor, mereka angkat tanah pakai arko dan tidak ada papan proyek,” demikian pernyataan seorang warga.
Tak cukup sampai di situ, warga juga menyoroti adanya pekerjaan sanitasi air bersih yang menurut mereka tidak memiliki papan proyek. Tanpa adanya informasi resmi, warga mempertanyakan status pekerjaan tersebut.
“Satu pekerjaan fiktif yaitu proyek air bersih yang tidak mempunyai papan proyek. Ini fiktif. Ini proyek siluman yang sengaja dibuat oleh dinas kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula,” kata sumber ini.
Meski begitu, warga berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, segera melakukan peninjauan dan penyelidikan transparan agar memastikan pekerjaan publik tersebut sesuai prosedur, dapat dipertanggungjawabkan, dan bermanfaat bagi masyarakat. (Ris-JS)
