Bupati Kepulauan Sula diduga mensupport dan restu Kepala Desa di Kepulauan Sula Jalan-jalan ke Luar Negeri. Atas nama Bimbingan Teknis, puluhan Kades bergegas cepat urus paspor. Bimtek-nya di Jakarta, tapi ada kades live facebook di Jiran Malaysia. Kabarnya hari ini tembus Singapura hingga Thailaind. Pejabat berkait tutup mulut rapat-rapat, tapi ada yang mengaku hakkul yakin TIDAK TAHU, “Itu Inspektorat pung kegiatan,” katanya.
JScom, KEPULAUAN SULA – Media sosial facabook ramai soal pesanan kirim salam ke Upin-Ipin. Berawal dari Live Facebook seorang oknum Kades sedang berada di Malaysia. Rencananya, pesiar para kepala desa hingga ke Singapura dan Thailand. Bimtek mudel apa? Belumlah jelas.
“Dorang seng ke luar negeri, antua bilang mau ke Jakarta untuk kegiatan bimbingan teknis. Tapi seng tau bimbingan apa. Itu saja yang katong tau,” ujar seorang ibu muda, staf salah satu pemdes di Kecamatan Sanana, Rabu, (11/6) kemarin.
Perjalanan Dinas para kades terbilang resmi, tapi ada yang aneh. Kepergian ke LN menjadi sesuatu yang dirahasiakan dan tidak boleh orang tahu. Mengapa harus ditutupi? Bisa jadi jika perjalanan para kades ini bersifat privasi. “Katong ini dilarang seng bisa posting foto-foto selama di Luar Negeri,” demikian seorang warga menirukan inti percakapan dengan seorang kades yang baru saja tiba Malaysia, kemarin.
Kadis Informasi sekaligus Juru Bicara Pemerintah Daerah Kepulauan Sula, Barkah Soamole, untuk sementara memiilih diam dan tidak merespon konfirmasi www.jurnalswara.com soal pesir para Kades dengan alasan bimtek tersebut.
Kepala Dinas PMD Rahmat Sillia mengatakan kades-kades yang berangkat ke Jakarta saat ini tidak ada kaitan dengan dinas yang dipimpinnya. “Dorang kegiatan dengan Inspektorat, konfirmasi ke inspektorat saja,” demikian konfirmasi chating whatsapp Kadis PMD.
Inspektur Inspektorat Kamarudin Mahdi pun tidak merespon konfirmasi tertulis via chat whatsapp melalui nomor 082128xxxx4. Sejumlah Kades yang dikonfirmasi pun versikap sama, tidak merespon konfirmasi media ini.
Mungkinkah ini Bimbingan Teknis bertajuk Strategi Tutup Mulut Membungkam Keterbukaan Informasi? Belumlah jelas pula.
Yang pasti, perjalanan puluhan kades, ada info berjumlah 50-an, ada yang bilang 70-an kades, menggunakan anggaran pemerintah, bukan anggaran pribadi. Tentu pertanggungan jawaban adalah keharusan.
Informasi yang diperoleh, selain biaya opengurusan paspor, para kades ini menyetor uang ke pihak yang diduga sebagai agen perjalanan Luar Negeri. “Untuk jumlah katong seng tau, tapi pa kades setor untuk tiket dan hotel katanya,” tambah sumber ini.
Informasi lain, keberangkatan ke luar negeri ini adalah janji Bupati Fifian saat pilkada 2024, bahwa jika terpilih yang kedua kalinya di Pilkada, dia bernazar menunaikan perjalanan luar negeri untuk kades-kades yang bekerja memenangkan FAMSAH. Sayang, soal info ini, Inspektur Kamarudin Mahdi belum merespon.
Pagi tadi, Kamis (12/6), awak media mengkonfirmasi ke Kantor Inspektorat Kepulauan Sula. “Soal keberangkatan kepala desa ke Jakarta atau Luar negeri kami tara tau, Mungkin Pak Irban bole kaapa, dong tau,” ucap salah satu ASN di Inspektorat.
Ketika ditanya, Irban (Inspektur Pembantu) dia bilang “Irban belum masuk mungkin jam 3 sore atau jam empat saat apel pulang,” tambah sala satu anak buah Kamarudin Mahdi ini. (JS-BT-RIS)