Ketahanan pangan menjadi salah satu isu strategis yang memastikan pelibatan stakeholder, bersama pemerintah mendorong ketersediaan pangan nasional. Sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi dan kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama skala rumah tangga, terbilang efektif. Universitas Khairun Ternate melalui giat pengabdiannya, melatih ibu rumah tangga melalui pembuatan Bakso Ayam berkualitas, bergizi dan ekonomis.
JScom, TERNATE – Sejumlah dosen dari Fakultas Pertania Universitas Khairun Ternate menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Peningkatan Keterampilan dan Kemandirian Ekonomi Melalui Pembuatan Bakso Ayam”.
Sebagaimana rilis yang diperoleh awak media ini, pelatihan dilaksanakan pada Sabtu (7/9) di RT 14 RW 07 Kelurahan Jati. Peserta terdiri dari puluhan ibu rumah tangga di RT 14 Kelurahan Jati Kota Ternate.
Kegiatan yang di Ketuai oleh Sri Lestari, S.Pt., M.Si bersama anggota Tim antara lain Dr. Yusnaini, S.Pt., M.P., Yunus Syafie, S.Pt., M.Sc., Dr. Andy Kurniawan, S.Hut.,M.Sc, Mahdi Tamrin,S.P.,M.Si, Nurdiyanawati Djumadil, SP., MP ini bertujuan untuk memberikan keterampilan tambahan kepada masyarakat dalam mengolah daging ayam menjadi produk bernilai jual tinggi.
Peseta diajarkan cara memilih bahan baku yang baik, proses penggilingan daging ayam, teknik pencampuran bumbu dan tepung, hingga tahap perebusan agar menghasilkan bakso ayam yang kenyal, higienis, ekonomis dan bercita rasa tinggi.
Koordinator kegiatan, Sri Lestari S.Pt., M.Si, menjelaskan bahwa pemilihan ayam sebagai bahan baku dipandang strategis karena mudah didapat, harganya terjangkau, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

“Dengan keterampilan ini, kami berharap masyarakat dapat mengembangkan usaha kuliner skala rumah tangga, sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Selain praktik langsung, peserta juga diberikan materi tentang pentingnya higienitas makanan,” jelas Sri Lestari.
Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab, khususnya terkait cara menjaga kualitas bakso agar awet tanpa bahan pengawet berbahaya.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan muncul wirausaha kuliner baru berbasis bakso ayam yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas di masa depan.
Lebih jauh Sri Lestari mengatakan, Pelatihan pembuatan Bakso Aya mini setidaknya membuka peluang pasar hingga terbentuknya Kelompok UMKM di sektor pangan. Hal ini tentu diharapkan menjadi garda terdepan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan skala usaha yang fleksibel, UMKM mampu menjangkau kebutuhan lokal sekaligus mendorong kemandirian pangan di tingkat daerah. “Dukungan pemerintah, berupa pelatihan, akses permodalan, dan pengembangan teknologi, semakin memperkuat daya saing dan penciptaan peluang usaha di kalangan masyaakat,” demikian Sri Lestari. (NBS)