Pasien rujuk yang kerap terjadi di RSUD Kepulauan Sula disentil Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dengan memastikan fasilitas kesehatan dan kualitas dokter yang maksimal bakal menurunkan kuantitas pasien rujukan. Ketersediaan infrastruktur yang layak, tentu jadi solusi. Pembangunan gedung RSUD Sanana yang baru ini dihaapkan menjawab kebutuhan fasilitas dimaksud.
JScom, KEPULAUAN SULA – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan pelayanan rujuk pasien wijib diminimallisasi. Penegasa ini disampaikan Menteri Gunadi saat memberi sambutan peletakan batu pertama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanana, Kepulauan Sula, Maluku Utara, Kamis (17/7).
Tiba di Kepulauan Sula, Menteri Kesehatan didampingi Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe dan Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus, serta unsur Forkopimda langsung berkunjung dan memastikan pelayanan kesehatan para pasien yang di rawat di RSUD Sanana.
Kehadiran Menteri Kesehatan RI di Kepulauan Sula, untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik dan lancar. Karena Pembangunan RSUD Sanana merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Budi Gunadi Sadikin dalam sambutanya mengaku ada 66 pembangunan rumah sakit yang bakal ditingkatkan tipe statusnya, salah satunya di Kepulauan Sula.
“Keinginan Bapak Presien adalah seluruh masyarakat Indonesia itu bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang nomor satu, akses harus mudah, kualitasnya sama baiknya dan biayanya terjangkau,” ujar Mentri dalam sambutanya.
Menurutnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang bangun tipe C atau tipe D itu hanya nomenklaturnya saja.
“Intinya adalah kalau ada orang Sula yang sakit, dan ada lima jenis penyakit penyumbang kematian terbesar di Indonesia dia tidak perlu dirujuk, harus (dilayani) di Sula dia bisa sembuh,” pungkasnya.
“Ngga usa di bawa ke Ambon, ke Ternate, Makasar, Surabaya atau di jakarta, harus bisa ditangani dan bisa sembuh di Sula,” katanya.(JS-Ris)
